ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA
KELOMPOK 3
KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh :
Nama Kelompok : Denar
Juliansyah
Dicky
Fakhriansyah
Eko
Prasetyo
Erfin
Zaenal Arifin
Fadlan
Fadila
Farhan
Fauzan
Fauzan
Khoerul Ilmi
Kelas :
XII TPM 1
Tahun Ajaran
2017/2018
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha
atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang layak atau
tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-menerus.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan
keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat
ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan
teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Studi kelayakan usaha
juga merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis
layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara
rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
Hasil studi kelayakan
usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
1. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain
sebagainya.
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya
untuk menembah kapasitas pabrik, memperluas skala usaha, mengganti
peralatan/mesin, menambah mesin baru, memperluas cakupn usaha, dan lain
sebagainya.
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang
paling menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau
jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.[4]
B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Ketika ingin mengetahui
kelayakan usaha kita, tentunya kita harus mengetahui tujuannya. Dalam hal
ini Kasmir dan Jakfar, (2003: 20) mengatakan “paling tidak ada lima tujuan
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan”, yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian. Untuk mengatasi
resiko kerugian pada masa yang akan datang harus ada semacam kondisi kepastian.
Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau terjadi tanpa dapat
diramalkan. Fungsi studi kelayakan adalah meminimalkan resiko yang tidak
diinginkan, baik risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Memudahkan perencanaan. Apabila sudah dpat
meramalkan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita dapat melakukan
perencanaan dan hal-hal yang perlu direncakan.
3. Memudahkan pelaksaan pekerjaan. Berbagai rencana
yang sudah disusun akan memudahkan pelaksaan usaha. Pedoman yang telah tersusun
secara sistematis, menyebabkan usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan
sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan pengawasan. Pelaksanaan usaha yang
sesuai dengan rencana yang sudah disusun, akan memudahkan kita untuk melakukan
pengawasan terhadapa jalanya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak
melenceng dari rencana yang telah disusun.
5. Memudahkan pengendalian. Apabila dalam pelaksanaan telah dilakukan
pengawasan, jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat di
lakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah
mengendalikan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga tujuan
perusahaan akan tercapai.
C. Pihak-pihak yang Berkepentingan
Adapun pihak yang
memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha di antaranya:
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan
bisnis yang sudah ada sudah barang tentu memerlukan pengorbanan yang cukup
besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi
kelayakan usaha sangat penting dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami
kegagalan dan memberi keuntungan sepanjang waktu. Studi kelayakan berfungsi
sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk merintis dan
mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan
dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan
penyandang dana, studi kelayakan usaha sangat penting untuk memilih jenis
investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukannya memberikan
jaminan pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi
kelayakan sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya
investasi dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi
kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian apakah usaha yang
didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau
sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan, apakah
positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.
D. Aspek-aspek Studi Kelayakan Usaha
Secara umum suatu
pengerjaan proyek/ usaha yang akan dilakukan dianggap feasible (layak)
adalah apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut mampu
memberikan manfaat yang berarti kepada publik (masyarakat).
2. Proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah
dianggap mampu berkembang (expand) dan yang terpenting
memiliki kondisi kontinuitas usaha yang tinggi.
3. Proyek/usaha yang akan dikerjakan itu nantinya
diperkirakan akan mampu tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi (economic
fluctuation) baik karena faktor domestik maupun global.
4. Proyek/usaha yang dikerjakan tahan terhadap
berbagai masalah termasuk jika timbulnya krisis kepercayaan.
5. Proyek/usaha tersebut diharapkan akan bisa
menampung lapangan pekerjaan atau secara tidak langsung telah mencoba mengurangi
angka pengangguran (unemployment).
6. Proyek/usaha yang akan dilaksanakan tersebut
diharapkan mampu memberikan suatu keuntungan yang wajar dengan juga mampu untuk
mengembalikan cicilan bunga beserta pokoknya secara tepat waktu.
7. Proyek/ usaha yang sedang dilaksanakan adalah
searah dengan konsep rencana pembangunan pemerintah baik pemda dan pusat.
8. Manajer yang membawahi pengerjaan proyek/usaha
tersebut adalah orang yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup.
9. Manajer dan karyawan yang mengerjakan
proyek/usaha tersebut adalah memiliki performance yang dapat
dipertanggungjawabkan secara konsep manajemen modern, seperti kedisiplinan,
loyalitas, kejujuran dan keinginan untuk terus memperbaiki kesalahan.
10. Diharapkan proyek/usaha tersebut berkeinginan
dalam jangka panjanguntuk menerapkan penggunaan teknologi modern guna
mengantisipasi perkembangan teknologi yang dinamis juga untuk mengantisipasi
akan munculnya para pesaing.
Beberapa aspek yang
tidak bisa dihilangkan dalam kajian kelayakan yaitu:
1) Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam hal membangun
proyek bisnis, ketersediaan SDM-nya, yaitu manajer proyek dan staf proyek
hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu
manajer dan timnya. Membangun sebuat tim yang efektif merupakan suatu kombinasi
antara seni dan ilmu pengetahuan. Dalam membangun sebuah tim yang efektif,
pertimbangan harus diadakan bukan hanya pada keahlian teknis para manajer atau
anggota tim semata, tetapi juga pada peranan penting mereka dan keselarasan
mereka dalam bekerja.
2) Aspek Teknis
Evaluasi aspek teknis
mempelajari kebutuhan teknis proyek, sperti penentuan kapasitas produk, jenis teknologi
yang digunakan, penggunaan peralatan, dan mesin serta lokasi usaha yang paling
menguntungkan.
Setiap gagasan
kewirausahaan- baik produksi barang maupun penyediaan jasa- mempunyai aspek
teknis yang hatus dianalisis seblum usaha implementasi gagasan dilaksanakan.
Ada dua langkah penting dalam proses ini, yaitu:
a. Identifikasi spesifikasi teknis penting
Evaluasi gagasan ventura
baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan teknis yang kritis
terhadapa pasar sehingga mampu memenuhi harapan dari pelanggan potensial.
Persyaratan teknis yang paling penting adalah:
1. Desain fungsional produk dan daya tarik
penampilannya
2. Fleksibilitas, memungkinkan adanya modifikasi
cirri luar dari produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan
teknologi dan persaingan.
3. Daya tahan bahan baku produk dapat diandalkan,
kinerja produk seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal
4. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada
kondisi operasional daya guna yang bisa diterima
5. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah
6. Standariasasi melalui dihilangkannya suku cadang
yang tidak perlu
7. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses dan
kemudian untuk ditangani
b. Pengembangan dan uji coba produk
Pengembangan dan uji coba
produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi bahan baku
alternative, serta fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan. Untuk
setiap tahap pengujian, hasil negative dan positif harus ditimbang dan
dilakukan penyesuaian yang perlu.
3) Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek
pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus melakukan penelitian
pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang memadai
berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis
pasar, biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati,
di antaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen, jika kebutuhan
dan keinginan konsumen terpenuhi, berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan
layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar, pelanggan dikelompokkan dan
diidentifikasi, misalnya berdasarkan geografi, demografi, dan sosial budaya.
c. Target, terget pasar menyangkut banyaknya
konsumen yan g dapat diraih.
d. Nilai tambah, wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan
jasa pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen
akhir.
e. Masa hidup produk, harus dianalisis apakah masa
hidup produk dan jasa bertahan lama atau tidak.
f. Struktur pasar, harus dianalisis apakah barang
dan jasa yang akan dipasarkan termasuk pasar persaingan tidak sempurna atau
sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing, harus dianalisis
apakah tingkat persaingan tinggi atau rendah, jika persaingan tinggi berarti
peluang pasar rendah.
h. Ukuran pasar, ukuran pasar dapat dianalisis dari
volume penjualan.
i. Pertumbuhan pasar, pertumbuhan pasar dapat
dianalisis dari pertumbuhan volume penjualan.
j. Laba kotor, apakah perkiraan margin laba kotor
tinggi atau rendah.
k. Pangsa pasar, pangsa pasar bisa dianalisis dari
selisih jumlah barang dan jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa
ditawarkan.
4) Aspek Produksi
Beberapa unsur dari
aspek produksi/operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi, untuk bisnis hendaknya dipilih
lokasi yang paling strategis dan efisien, baik bagi perusahaan itu sendiri
maupun bagi pelanggannya.
b. Volume operasi, volume operasi harus relevan
dengan potensi pasar dan prediksi permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan kapasitas.
c. Mesin dan peralatan, mesin dan peralatan harus
sesuai dengan perkembangan teknologi masa kini dan yang akan datang.
d. Bahan baku dan bahan penolong, bahan baku dan bahan penolong yang
diperlukan harus cukup tersedia.
e. Tenaga kerja, jumlah dan kualifikasi karyawan
harus disesuaikan dengan keperluan jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk
menyelesaikannya.
f. Tata letak, tata ruang atau tata letak berbagai
fasilitas operasi harus tepat dan prosesnya praktis sehingga dapat
mendukung proses produksi.
5) Aspek Manajemen
Dalam menganalisis
aspek-aspek manajemen, terdapat beberapa unsur yang harus dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan, bentuk kepemilikan perusahaan
hendaknya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.
b. Organisasi, bentuk organisasi perusahaan harus
tepat dan efisien.
c. Tim manajemen, bila bisnis merupakan skala
besar, maka sebaiknya dibentuk tim manajemen yang solid.
d. Karyawan, karyawan harus disesuaikan dengan jumlah dan kualifikasi
yang diperlukan.
6) Aspek Keuangan
Analisis aspek keuangan
meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk
operasional perusahaan.
b. Sumber dana, yaitu sumber dana internal dan
modal eksternal.
c. Proyeksi neraca, sangat penting untuk mengetahui
kekayaan perusahaan.
d. Proyeksi laba rugi, proyeksi laba rugi dari tahun ke tahun
menggambarkan perkiraan laba atua rugi di masa yang akan datang.
e. Proyeksi arus kas, dari arus kas dapat dilihat
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya.
7) Aspek Kemanfaatan
Aspek kemanfaatan yang
dimaksud disini adalah bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut nantinya
diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat dan juga telah turut membantu
menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan. Aspek ini dimaksudkan untuk
meyakini apakah secara yuridis rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau
tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak layak tetap direalisasikan, bisnis
berisiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau oleh masyarakat.
Dalam aspek ini menyangkut siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang
dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, dimana bisnis dilaksanakan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8) Aspek Kesempatan Kerja
Disini diharapkan bahwa
proyek/usaha yang dikerjakan tersebut adalah mampu untuk membuka lapangan pekerjaan
baru kepada masyarakat yang otomatis itu adalah membantu pemerintah untuk
mengurangi jumlah angka pengangguran. Misalnya pada usaha yang sifatnya padat
karya, jelas untuk usaha seperti ini penyerapan jumlah tenaga kerja akan terasa
sangat signifikan terjadi.
9) Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan
menyangkut berbagai hal yang berhubungan dengan lingkungan dan dampak yang
ditimbulkan oleh keberadaan suatu perusahaan seperti pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang ditimbulkannya. Keseimbangan ekosistem lingkungan harus selalu
dijaga pada saat kerusakan lingkungan sudah terjadi maka mengembalikan kembali
kepada keseimbangan semula adalah sangat sulit karena proses stabilitas
lingkungan itu adalah memakan waktu yang sangat lama.
10) Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik
a. Aspek Ekonomi, meliputi :
1. Rencana Pembangunan Nasional
2. Distribusi Nilai Tambah
3. Keuntungan Ekonomi Nasional
4. Hambatan di bidang ekonomi, dan
5. Dukungan Pemerintah
b. Aspek Sosial, meliputi:
1. Perusahaan sebagai lembaga sosial
2. Perubahan kondisi sosial yang kompleks
3. Perusahaan dalam masyarakat yang pluralistik
c. Aspek Politik, diutamakan pada good
news dan bad news dari situasi poitik bagi suasana
bisnis, khususnya terhadap nilai kurs.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar